Kamis, 02 April 2009

Dikhianati Indonesia

Belakangan, tema-tema tentang orang Indonesia menghampiri ku. Entah itu dari obrolan rasis bersama teman-teman ku, dari buku, atau pun dari pengalaman hidup orang lain.

Yang jelas sih, para tokoh yang ikut berkecimpung dalam peristiwa di atas sangat ingin menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya. Misalnya saja, Mr. Pramoedya Anantatoer yang "mau" dipenjarakan. Ia buktikan kecintaannya itu melalui tulisannya yang setajam Samurai. Sayangnya, Indonesia mengkhianati rasa Cinta ini.
Contoh lainnya ditunjukkan oleh seorang mahasiswa yang meninggal 2 maret 2009 lalu. Ia menyatakan kecintaannya pada negeri ini dengan menjadi peserta pada Olimpiade Matematika, dan tentu saja mengharumkan bangsa ini. Parahnya, Indonesia mengkhianati rasa Cinta yang tulus ini tak tanggung-tanggung lho. Terbukti dengan tak digubrisnya kematian dirinya di NTU sana. SAMA SEKALI! Padahal dia merantau ke sana sekali lagi untuk mengharumkan nama bangsa ini. Melalui hasil penemuannya yang hampir rampung dalam rangkaian pencapaian tugas akhir. Yang membuat hati ini tambah sakit ketika, SBY dan JK menyatakan SIMPATi yang luar biasa kepada seorang anak pengusaha yang diculik, tapi tidak mengeluarkan sepatah kata pun atas diri David.

Sebentar lagi di Indonesia akan diadakan Pemilu. Aku sudah membulatkan tekad untuk memberikan satu suara ku yang mungkin tak berfungsi apa-apa. Aku tahu, sekali lagi kepercayaan ku ini akan dikhianati. Namun harapan untuk tidak dikhianati malah semakin subur tumbuh di hati ini.

Teman ku sering melabeli ku "Hei China" atau "Dasar cina" atau "Enci mo makan apa?"

Hohohoho, mereka itu lucu sekali yah. Aku tentu saja tidak marah dikatakan demikian. Tho tak ada salahnya. Ditambah lagi kepuasan bercanda ini semakin memuncak bila meledek suku asal teman ku.

Aku dikatakan demikian, karena aku memiliki ciri-ciri fisik yang memang dimiliki oleh orang Cina. Namun sayangnya aku berani bilang aku bukan Cina, karena aku tak tahu dari mana mendapatkan mata sipit ini, dan mengapa aku tidak menggunakan budaya Cina pada umumnya dan malah menggunakan budaya BETAwi dengan keislamannya yang kental.

Jika hal-hal demikian ku miliki, aku akan dengan bangga tidak mengatakan seorang Indonesia, memakai nama Cina ku, dan aku tidak perlu merasa terpaksa mencintai Indonesia.
Hahahaha...keinginan ku ini mengingatkan pada Tokoh Robert yang ada dalam Bumi Manusia.

Ia tidak ingin dikatakan Pribumi, walaupun ia jelas memilikinya. Berbeda dengan adiknya yang bernama Annelis.Ia sangat ingin menjadi priyayi.

Aku paham keinginan Robert itu sekilas. Aku paham bahwa menjadi seorang pribumi tidak akan memberikan masa depan, karena tak akan ada penghargaan sedikit pun terhadap usahanya mencintai bumi Hindia ku rasa.

Dari pembelajaran ku sampai detik ini, aku tidak bisa bilang kalau aku tidak mencintai Indonesia seratus persen. Namun memang harus ku katakan kalau aku tidak ingin dikhianati Indonesia.

keinginan tidak ingin dikhianati inilah yang mungkin membawa ku kepada perilaku yang tidak optimal untuk membangun Indonesia seutuhnya.

Kepada teman-teman ku yang tidak takut dikhianati berulang kali dan terus berjuang untuk mencintai Indonesia, aku sungguh pada kalian.





Tidak ada komentar: