Rabu, 17 Juni 2009

Sendratari Rama dan Shinta

Thanx buat enjang an Arry yang udah ngajakin nonton pertunjukkan. Pertunjukkan budaya yang luar biasa bagusnya, dan sayang banget buat dilewatin.

Sambil menikmati pertunjukkan tari, kita juga bisa menikmati panorama candi prambanan yang eksotik, angkuh dan angker di malam hari, sebagai backgroundnya.

Berhubung tari ini diceritakan dalam bahasa jawa halus, aku beneran ga ngerti jalan ceritamya *ya, jelaslah, orang bahasa jawa ngoko aja ga bisa, gimana bisa ngerti bahasa jawa kromo inggil*.

Untunglah si mbak Danti yang udah pernah nonton pertunjukkan tari Rama dan Shinta di Bali, menceritakan alur ceritanya. Jadinya ga nge-blank2 bgt. Memang sih ada perbedaan antara pertunjukkan yang aku tonton dengan yang danti tonton saat di Bali. Tapi itu tidak merubah cerita intinya kok.

Saat aku menonton pertunjukkan itu aku serasa menemukan salah satu jati diri Indonesia yang sebenarnya. Jati diri yang dilupakan banyak orang dan digantikan oleh budaya hedonisuta.

Aku sangat menyayangkan jika suatu hari tak ada lagi orang yang menari dengan lemah gemulai, lincah, anggun, perkasa, dan penuh semangat.

Satu hal yang tidak ku sukai dari cerita itu adalah saat Shinta kembali kepada Rama, namun Rama menolak karena mengira sudah tidak setia lagi...

IH............................COWOK EGOIS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!SEKALIPUN DIA GA PERAWAN, TAPI ITU KAN BUKAN KEMAUAN DIA!!!!!!!!!!!!!!!!SEBALIKNYA SHINTA JUGA BISA MENUNTUT APAKAH SI RAMA MASIH PERJAKA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!SEBEL!!!!!!!!!!!!!!

karena emang si shinta masih menjaaga kesuciannya, ia membuktikannya dengan cara membakar diri. Dengan pertolongan dewa, dia selamat dari aksi membakar diri itu. Barulah Rama kembali menghampiri Shinta, dan kembali menyayanginya lagi!

DASAR EGOIS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Adegan yang paling ku suka saat Hanoman membakar kerajaan Rahwanan untuk menyelamatkan Shinta...Api yang membara membuat suasana Prambanan menjadi sangat-sangat eksotik!!